Melawan Arus Plastik: Instalasi “Kran Plastik” di CFD Gresik Bangkitkan Kesadaran Lingkungan

Intens.id, Gresik – Minggu pagi yang cerah di Gresik berubah menjadi panggung edukasi lingkungan penuh makna ketika Ecological Observation and Wetlands Conservation (Ecoton) menghadirkan instalasi unik berbentuk kran emas yang mengalirkan botol plastik.19 Januari 2025

Instalasi ini menjadi simbol visual dari krisis sampah plastik yang tak berkesudahan, menggugah kesadaran warga akan ancaman nyata plastik sekali pakai terhadap lingkungan dan kesehatan manusia.

“Kran emas ini melambangkan produksi plastik yang terus mengalir tanpa henti, mencemari air, makanan, bahkan tubuh manusia. Ini adalah pengingat bahwa kebocoran plastik dari sumbernya harus segera dihentikan,” ujar Alaika Rahmatullah, Divisi Edukasi Ecoton, di sela-sela kegiatan Car Free Day (CFD).

Krisis Mikroplastik yang Mengintai

Dalam presentasi edukasi di lokasi, Ecoton memaparkan hasil penelitian terbaru yang menunjukkan kehadiran mikroplastik – partikel plastik berukuran kurang dari lima milimeter – dalam berbagai aspek kehidupan.

Sungai Brantas dan Bengawan Solo, dua sumber air penting di Jawa Timur, kini terkontaminasi mikroplastik, yang kemudian masuk ke tubuh manusia melalui rantai makanan.

“Setiap bulan, rata-rata masyarakat Indonesia mengonsumsi 15 gram mikroplastik, setara dengan satu kartu kredit. Plastik ini masuk ke tubuh kita melalui ikan yang tercemar, air minum, bahkan udara yang kita hirup,” jelas Rafika Aprilianti, Kepala Laboratorium Ecoton.

Menurut riset Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) pada 2024, Indonesia menghasilkan 19 juta ton sampah setiap tahun, dengan 41,34% atau sekitar 8 juta ton tidak terkelola dengan baik. Dari jumlah tersebut, 70% sampah plastik di sungai tidak pernah dikelola dengan benar, mencemari ekosistem laut dan kehidupan manusia.

Langkah Gresik Menuju Kawasan Bebas Sampah

Kabupaten Gresik sendiri menghasilkan rata-rata 400 ton sampah per hari. Sebagai respons, Pemerintah Kabupaten Gresik meluncurkan program Gresik Kawasan Merdeka Sampah (GKMS), sebuah inisiatif yang melibatkan komunitas lingkungan dan Dinas Lingkungan Hidup untuk mengedukasi warga tentang pengelolaan sampah dan membatasi penggunaan plastik sekali pakai. Peraturan Daerah No. 3 Tahun 2021 menjadi landasan utama dalam gerakan ini.

“Kami ingin memastikan bahwa Gresik menjadi percontohan dalam upaya pengurangan plastik. Edukasi kepada masyarakat dan kolaborasi lintas sektor menjadi kunci keberhasilan,” ujar Tatik Erawati, anggota tim GKMS.

Kran Plastik: Simbol Harapan dan Ajakan Bertindak

Melalui instalasi “Kran Plastik,” Ecoton mengajak warga untuk berkomitmen dalam mengurangi konsumsi plastik.

Pesan-pesan sederhana seperti membawa botol minum sendiri, menggunakan tas belanja kain, dan memilih kemasan yang dapat digunakan ulang, menjadi langkah kecil yang dapat memberikan dampak besar.

“Setiap langkah kecil yang kita ambil membantu memutus aliran plastik ke lingkungan. Dengan tindakan sederhana, kita bisa menyelamatkan generasi mendatang dari ancaman mikroplastik,” tambah Tatik.

Masyarakat Antusias Menyambut Edukasi Lingkungan

Kegiatan CFD Gresik semakin semarak dengan kampanye Refill Keliling, talkshow interaktif tentang bahaya mikroplastik, serta kuis lingkungan yang menarik perhatian warga. Warga Gresik yang hadir menunjukkan antusiasme tinggi, terutama dalam tantangan membawa botol minum sendiri sebagai upaya pengurangan plastik.

Menuju Gresik yang Bebas Plastik

Instalasi “Kran Plastik” tidak hanya menyampaikan pesan simbolis, tetapi juga menjadi titik awal perubahan di Gresik. Kolaborasi antara masyarakat, pemerintah, dan komunitas lingkungan diharapkan mampu menghentikan aliran plastik dan menciptakan masa depan yang lebih bersih dan sehat.

“CFD ini hanyalah awal. Kita butuh langkah kolektif yang lebih besar untuk benar-benar menghentikan krisis plastik sebelum terlambat,” tutup Tatik Erawati, Ketua Relawan Dunia Eco Enzym (RDEE) Gresik.

Dengan edukasi yang berkelanjutan dan dukungan semua pihak, Gresik berpotensi menjadi pelopor dalam pengelolaan sampah plastik yang berkelanjutan, memberi inspirasi bagi daerah lain di Indonesia untuk mengikuti jejak yang sama.

Berita Terkait

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisment -spot_img

Topik Populer

KOMENTAR TERBARU