BerandaEnvironmentalAktivis Lingkungan Desak Konjen Jepang Hentikan Pengiriman Sampah Plastik ke Indonesia

Aktivis Lingkungan Desak Konjen Jepang Hentikan Pengiriman Sampah Plastik ke Indonesia

Intens.id, Surabaya – Sekelompok aktivis lingkungan yang berjumlah 20 orang, aksi
kolaboratif dari Ecoton dan gabungan mahasiswa Universitas Brawijaya, Universitas
Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya, Universitas Tujuh Belas Agustus Surabaya
melakukan aksi teatrikal di depan Konsulat Jenderal Jepang di Surabaya. Aksi
teatrikal ini bertujuan untuk mendorong pemerintah Jepang agar menghentikan
pengiriman sampah plastik ke Indonesia. Kamis, 4 Maret 2024

Para aktivis muda tersebut membawa tumpukan sampah plastik impor dari jepang
yang digelar di depan pintu gerbang sebagai bentuk protes atas masuknya sampah
jepang di Indonesia. Faktanya, Jepang menjadi negara eksportir sampah plastik
terbesar kedua di dunia setelah Jerman.

Koordinator Aksi kolaboratif, Alaika Rahmatullah menyampaikan masuknya sampah
plastik ini melalui penyelundupan pada aktivitas impor kertas. Berdasarkan data dari
UN Comtrade mulai dari tahun 2020 sampai 2023 menyatakan Jepang telah mengirimkan sampah plastik ke Indonesia dengan rata-rata 1,5 juta kilogram perbulannya. Temuan sampah impor ini juga terdapat di kecamatan Pagak Kabupaten Malang dan di 2 desa Kabupaten Sidoarjo yang dijadikan dumpsite sampah, yaitu desa Gedangrowo dan desa Bangun.

Data Statista mengungkapkan Jepang telah mengirimkan 12,46 juta kilogram sampah
plastik sepanjang tahun 2023, jumlah ini dinilai mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya yang hanya berjumlah 10,67 juta kilogram sampah plastik.

“Pengiriman sampah plastik ke negara-negara berkembang seperti Indonesia ini tidak
hanya merupakan tindakan tidak etis, tetapi juga menciptakan dampak serius bagi ekosistem sungai dan kesehatan,” ujar Alaika yang sekaligus menjabat sebagai Divisi
Edukasi Ecoton.

Celah Masuknya Sampah Impor
Di sisi lain, investigasi Ecoton mengungkap celah masuknya sampah ini melalui aktivitas impor kebutuhan bahan baku kertas bekas di Jawa Timur. Ternyata disusupi sampah plastik dan sampah rumah tangga dengan persentase sebesar 30%. Data dari UN Comtrade terkait Paper Waste Exporters to Indonesia 2022, jepang mengirimkan 235.203 ton sampah kertas ke Indonesia. Ini menjadi salah satu dari 6 negara pengirim sampah kertas terbesar di Indonesia.

Sampah Impor Meracuni Sungai dengan Mikroplastik dan Dioksin di Jawa Timur Sampah plastik impor ini membawa petaka buruk bagi lingkungan, khususnya ekosistem sungai di Indonesia dalam ancaman kontaminasi mikroplastik. Khususnya di Jawa Timur terdapat Sungai Brantas, yang fungsinya sebagai sumber air baku PDAM di Kota Surabaya, Gresik, Sidoarjo.

Rafika Aprilianti Kepala Laboratorium Ecoton mengungkapkan mikroplastik ini termasuk remahan plastik yang berukuran kurang dari 5 mm, ini sangat berbahaya karena secara kimia memiliki rantai ikatan kimia terbuka yang dapat mengikat polutan di sekitarnya seperti logam berat, pestisida, deterjen.

Bahkan bahan penyusun plastiknya juga berbahaya karena mengandung senyawa kimia pengganggu hormon termasuk ftalat, BPA dan senyawa perfluorinasi yang berpotensi menyebabkan kanker pada manusia.

Sementara itu, penelitian Ekspedisi Sungai Nusantara 2022 menyatakan bahwasanya
Sungai Brantas menjadi sungai yang paling terkontaminasi mikroplastik diantara 68
Sungai Strategis Nasional di seluruh Indonesia.

“Sampah impor ini masuk karena pabrik kertas, ada 12 pabrik kertas yang memanfaatkan bahan baku sampah impor. Pabrik itu membuang limbah cair bercampur mikroplastik ke Sungai Brantas” tegas Rafika Aprilianti.

Sampah plastik impor ini ternyata ada yang berakhir di pabrik pembuatan tahu Tropodo. Penelitian Ecoton 2023, air, udara, tahu di daerah Tropodo positif terkontaminasi mikroplastik. Belum lagi, asap dari pembakaran sampah plastik juga dapat memicu terlepasnya senyawa dioksin dan furan. Keduanya merupakan senyawa karsinogen yang memicu kanker dan paru-paru.

Desak Konsulat Jenderal Jepang Hentikan Pengiriman Sampah Plastik ke Indonesia, Jepang Harus Mampu Mengolah Sendiri Sampahnya Melihat petaka buruk tersebut bagi lingkungan Jawa Timur. Ecoton mendesak Pemerintah Jepang untuk menghentikan pengiriman sampah plastik ke Indonesia.

Jepang juga harus bertanggung jawab atas kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh sampah-sampah plastik, sampah domestik yang telah mencemari air, dan udara di Jawa Timur.

“Jepang sebagai negara maju memiliki tanggung jawab moral untuk memperlakukan sampahnya secara bertanggung jawab dan menghormati hak asasi manusia, karena masyarakat Jawa Timur juga butuh akses air bersih dan sehat bebas dari mikroplastik,”
Kata Azis.

Selain itu Dr. Daru Setyorini, M.Si. Direktur Eksekutif Ecoton menyatakan Jepang
sebagai negara kaya dan maju, harusnya memiliki kemampuan lebih baik dalam
mengolah dan mendaur ulang sampah plastik.

Jepang harus mendaur ulang sendiri sampah plastiknya dan stop ekspor sampah ke negara lain khususnya Indonesia yang tidak mampu mengolah sampah domestiknya sendiri. Jepang harus menjadi pelopor negara maju yang bertanggung jawab atas pengolahan sampah negaranya dan menghentikan penjajahan pencemaran plastik ke negera berkembang.

Jepang harus berhenti mengirim sampah plastik untuk daur ulang, karena daur ulang plastik tidak dilakukan secara aman dan mengorbankan kesehatan lingkungan dan masyarakat sekitarnya. Daur ulang melepas emisi karbon yang sangat besar karena plastik dibuat dari minyak bumi dan mengandung bahan aditif kimia yang sangat toksik, mengganggu hormon dan memicu kanker yang mengancam kehidupan dan meracuni ekosistem di Indonesia.

BERITA TERKAIT

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisment -spot_img

Topik Populer

KOMENTAR TERBARU