Intens.id, Bulukumba – Tim Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar kembali memperkuat komitmennya dalam mendukung pengembangan ekonomi masyarakat pedesaan. Kali ini, mereka menggandeng Kelompok Tani Rahmat II di Desa Manyampa untuk menyelenggarakan sosialisasi dan pelatihan pemanfaatan limbah tempurung dan sabut kelapa. Acara ini berlangsung selama dua hari, mulai Rabu hingga Kamis, 21-22 Agustus 2024.
Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan nilai tambah produk pertanian melalui penerapan teknologi inovatif, yang diharapkan dapat memberikan manfaat ekonomi lebih besar bagi masyarakat setempat.
Sosialisasi ini mengusung tema “Pemanfaatan Limbah Tempurung dan Sabut Kelapa pada Bidang Pertanian Serta Penggunaan Teknologi Karbonasi (Pirolisis) Menghasilkan Produk Bernilai Ekonomis Tinggi.” Nuryahya Abdullah, SP., M.Si, dosen dari Program Studi Teknologi Hasil Pertanian Universitas Teknologi Sulawesi, memimpin sesi ini dengan memaparkan potensi besar yang ada pada limbah kelapa. Menurutnya, dengan teknologi karbonasi atau pirolisis, limbah kelapa dapat diolah menjadi produk bernilai ekonomi tinggi, seperti arang briket dan asap cair.
“Dari sabut kelapa dan tempurung, kita bisa menghasilkan asap cair yang sangat berguna untuk pertanian dan tanaman perkebunan. Keunggulannya adalah produk ini tidak memiliki efek samping buruk seperti pupuk sintetik,” jelas Nuryahya, seraya menekankan peluang besar yang dimiliki Desa Manyampa dengan sumber daya alam yang melimpah.
Setelah sesi sosialisasi, pelatihan praktis tentang “Pembuatan Arang Briket dan Asap Cair dari Hasil Pengolahan Limbah Tempurung dan Sabut Kelapa” diadakan. Ir. Muhammad Arman, ST., MT., IPP, dosen Teknik Kimia UMI Makassar, memandu pelatihan ini. Selain itu, ia memberikan pendampingan keterampilan teknik pengemasan dan pelabelan produk serta pemahaman manajemen produksi kepada para peserta, yang sebagian besar berasal dari Kelompok Tani Rahmat II.
Antusiasme masyarakat terlihat dari partisipasi aktif mereka dalam praktik pembuatan briket dan asap cair, yang ternyata dapat dilakukan dengan mudah dan diharapkan membawa manfaat besar.
Dalam sambutannya, Kepala Desa Manyampa, Abbas Madda, mengungkapkan apresiasinya terhadap inisiatif Tim PKM UMI Makassar. Ia berharap kegiatan ini bisa berkelanjutan dan memberikan dampak jangka panjang bagi perekonomian desa. “Kami berharap tim PKM UMI dapat terus mendampingi kami, agar produk yang dihasilkan bisa bersaing di pasar dan memberikan manfaat nyata bagi masyarakat Manyampa,” ujarnya.
Sebagai langkah konkrit untuk mendukung keberlanjutan program ini, Kepala Desa Manyampa menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) dengan Ketua Tim PKM UMI Makassar. Kesepakatan ini mencakup penunjukan tenaga ahli dari UMI untuk melakukan monitoring dan evaluasi terhadap produk olahan seperti asap cair dan briket arang tempurung, yang diharapkan menjadi produk unggulan desa.
Ketua Kelompok Tani Rahmat II, Jamaluddin, juga menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah berkontribusi dalam penyelenggaraan kegiatan ini. “Melalui sosialisasi dan pelatihan ini, kami berharap dapat meningkatkan kapasitas masyarakat dalam mengelola sumber daya ini, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan kita bersama. Kami juga berharap, kegiatan ini dapat membuka wawasan kita semua tentang pentingnya inovasi dan kreativitas dalam pertanian,” jelas Jamal.
Kegiatan ini menjadi bukti nyata kolaborasi antara universitas dan masyarakat dalam mengembangkan inovasi berbasis sumber daya lokal, yang pada akhirnya diharapkan dapat mengangkat perekonomian daerah dan menjaga kelestarian lingkungan.
Kegiatan diakhiri dengan penandatanganan berita acara penyerahan aset dari Tim PKM kepada Ketua Kelompok Tani Rahmat II, menandai komitmen berkelanjutan dalam pengembangan ekonomi desa.
Tim PKM ini diketuai oleh Muhammad Arman (Universitas Muslim Indonesia) dengan anggota dosen lainnya, Muhammad Fachry Hafid (Universitas Muslim Indonesia), Nuryahya Abdullah (Universitas Teknologi Sulawesi), serta mahasiswa Luthfia Annisa dan Baso Rahman.