Intens.id, Makassar – Outlook perekonomian Indonesia di 2024 cukup mendebarkan karena pada pertengahan 2023 lalu, kalangan Ekonom memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia di 2024 diklaim akan baik-baik saja, dengan pertumbuhan berkisar 4,9%-5,3%. Namun, mendekati akhir 2023, perkiraan tersebut agak bergeser ke bawah alias menurun pada kisaran 4,5%-4,8%.
Koordinator Ikatan Senat Mahasiswa Ekonomi Indonesia (ISMEI) Wilayah X (Sulawesi), Ariady, menyebutkan bahwa fakta tersebut terjadi lantaran tekanan eksternal – berupa risiko geopolitik yang masih tinggi dipicu eskalasi perang di Ukraina dan Jalur Gaza – dan juga potensi risiko ketidakstabilan politik di dalam negeri terkait “keterbelahan” pilihan pemilih dalam Pemilihan Umum (Pemilu).
“Diawal tahun 2024 dan menjelang akhir masa pemerintahan Jokowi, kami melihat masih banyak Pekerjaan Rumah (PR) Domestik yang harus diperbaiki khsususnya pada sektor ekonomi. Seperti kita ketatahui bersama bahwa perekonomian kita pada saat ini sangat rapuh.,” tutur Ariady kepada awak media di Makassar, Kamis, 4 Januari 2024.
Menurut aktivis Makassar tersebut menaruh keraguan (skaptis) besar terhadap mekanisme yang akan dipilih pemerintah setahun kedepan.
“Pertumbuhan ekonomi rata-rata hanya dikisaran 4,26%, selama 9 tahun Jokowi memimpin, ketimpangan ekonomi atau rasio gini 0,388 poin yang makin hari kian meningkat, inflasi dan daya beli yang menurun serta masih banyak persoalan ekonomi lainnya,” pungkasnya.
“Artinya adalah Nawacita atau janji politik Jokowi pada tahun 2014 terhitung awal beliau maju sebagai Presiden periode pertama hingga saat ini, itu dianggap gagal ditunaikan dan para pembantu presiden khsususnya menteri dibidang perekonomian gagal dan tak berdaya dalam menjalankan tugas dan perannya dalam memberikan kesejahteraan ekonomi bagi masyarakat Indonesia,” urai Mantan Ketua BEM Ekonomi Unibos tersebut.
Tak hanya itu, Ariady menilai adanya ketidak konsistenan Pemerintah dalam menjalankan pembangunan, diawal pemerintahan Jokowi itu mengangkat revolusi mental sebagai janji politik dan program utamanya, tapi makin kesini kok kami lihat malah infrastruktur yang digenjot. Pembangunan yang konsisten dan berkseinambungan merupakan salah satu suksesnya sebuah program.
“Atas dasar ini Sehingga kami berharap di penghujung masa pemerintahan Presiden Jokowi, ini merupakan waktu terbaik bagi pemerintah untuk berbenah dan berbicara skala prioritas yang dibutuhkan masyarakat. Bukan hanya infrastruktur tapi kesejahteraan ekonomi yang dibutuhkan masyarakat. Karena menurut kajian kami untuk menghadapi dinamika ekonomi global, perlu pondasi ekonomi domestik yang kokoh agar bisa survive menghadapi tantangan global,” sambungnya.
Dalam melihat tantangan ekonomi global berupa ketidakpastian kondisi ekonomi global, perubahan kebijakan perdagangan yang begitu cepat, dan gejolak ekonomi di beberapa negara berpotensi mengurangi permintaan terhadap ekspor Indonesia, yang dianggap dapat berdampak signifikan pada pertumbuhan ekonomi nasional dan performa sektor ekspor, akan mampu membuat neraca dagang Indonesia makin terpuruk.
Ariady merangkum berbagai fakta dan penegasan dari para pakar ekonomi, menurunkan beberapa poin yang dianggap akan menjadi tantangan ekonomi yang akan dihadapi Indonesia:
Menurut pandangan para ahli dan pengamat ekonomi yang kami himpun, tantangan ekonomi yang akan dihadapi Indonesia :
1. Kenaikan suku bunga acuan diprediksi berlanjut karena inflasi inti yang masih tinggi.
2. Depresiasi Rupiah masih terjadi karena permintaan aset-aset berdenominasi US$ masih tinggi.
3. Aliran modal ke luar (Capital outflow) masih tinggi hingga akhir tahun karena risiko politik dan kebijakan bank sentral amerika (The Fed).
4. Tantangan menjaga rupiah dipengaruhi cadangan yang berkurang karena kinerja ekspor yang melambat.
5. Investor wait and see terhadap ekonomi 2024 karena momen pemilu.
Selain itu, lanjut Ariady dalam menghadapi tantangan Ekonomi Indonesia di tahun 2024, pemerintah dan Tim Ekonominya seyogianya melakukan identifikasi apa hambatan dan apa peluang yang baru. Indonesia, seperti negara-negara lain di seluruh dunia, dihadapkan pada berbagai tantangan ekonomi yang signifikan pada tahun 2024.
Dalam menghadapi dinamika global dan perubahan internal yang terus berkembang, negara ini berkomitmen untuk mengatasi hambatan tersebut dan mengeksplorasi peluang baru untuk pertumbuhan yang berkelanjutan.
Menyederhanakan analisisnya Ekonom Muda tersebut menyebut tantangan kunci yang dihadapi ekonomi Indonesia tahun ini antara lain:
1. Volatilitas Pasar Global: Ketidakpastian di pasar global yang dipicu oleh perubahan geopolitik dan fluktuasi ekonomi global menjadi salah satu faktor utama yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia.
2. Ketahanan Ekonomi Dalam Negeri: Masalah-masalah dalam hal ketahanan pangan, akses infrastruktur, dan kestabilan keuangan menjadi bagian integral dari upaya untuk memperkuat ekonomi domestik.
3. Transformasi Digital dan Ketenagakerjaan: Perubahan menuju ekonomi digital memunculkan pertanyaan tentang adaptasi tenaga kerja Indonesia terhadap revolusi industri 4.0.
Dalam mengatasi tantangan-tantangan ini, pemerintah, sektor swasta, dan para pemangku kepentingan lainnya berupaya untuk:
1. Menggali inovasi dan teknologi untuk memperkuat daya saing ekonomi.
2. Membangun kebijakan yang memfasilitasi pertumbuhan inklusif dan berkelanjutan.
3. Mendorong investasi dalam infrastruktur dan sumber daya manusia.
Hal ini bertujuan untuk membangun kesadaran akan area-area di mana pemerintah perlu melakukan perbaikan atau peningkatan dalam menanggapi Tantangan Ekonomi 2024, serta mendorong untuk tindakan yang lebih proaktif dan efektif guna mencapai pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.
Evaluasi terhadap pemerintah Indonesia dalam menghadapi Tantangan Ekonomi 2024 dapat mengikuti pendekatan berikut:
Poin Positif:
• Kebijakan Stimulus Ekonomi: Pemerintah telah merespons tantangan ekonomi dengan serangkaian kebijakan stimulus yang bertujuan untuk mendukung sektor-sektor utama, termasuk infrastruktur, industri manufaktur, dan sektor pertanian.
• Fokus pada Transformasi Digital: Upaya pemerintah dalam mendorong transformasi digital telah memperlihatkan komitmen untuk mempersiapkan tenaga kerja Indonesia menghadapi revolusi industri 4.0.
• Kemitraan Publik-Swasta: Pemerintah telah membangun kemitraan yang kuat antara sektor publik dan swasta untuk mendorong investasi dan inovasi dalam rangka mengatasi hambatan ekonomi.
Area Perbaikan:
• Ketidakpastian Regulasi: Beberapa kebijakan yang belum jelas dan perubahan kebijakan yang mendadak dapat menciptakan ketidakpastian bagi pelaku usaha dan investor.
• Ketimpangan Regional: Tantangan ekonomi belum terselesaikan secara merata di seluruh wilayah Indonesia, terutama di daerah-daerah yang masih mengalami kesenjangan infrastruktur dan ekonomi.
• Keterlibatan Sumber Daya Manusia: Diperlukan upaya lebih besar untuk mempersiapkan tenaga kerja dengan keterampilan yang sesuai dengan tuntutan ekonomi masa depan.
Serangkaian penilaian ini disebutkan menjadi gambaran, bahwa sementara ada langkah-langkah positif yang diambil oleh pemerintah Indonesia dalam menghadapi Tantangan Ekonomi 2024, terdapat pula beberapa area di mana perbaikan dan fokus lebih lanjut diperlukan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang lebih merata dan berkelanjutan bagi semua lapisan masyarakat.
Untuk itu menurut Pengurus ISMEI Wil X menegaskan bahwa pandangan para ahli dan pengamat ekonomi ini bisa menjadi salah satu dasar acuan pemerintah dalam menghadapi dan melahirkan solusi dalam ketidakpastian ekonomi 2024 agar pertumbuhan ekonomi dalam negeri ditahun politik ini tetap tercapai sesuai dan bahkan melebihi target yang diproyeksikan oleh Pemerintah.(*)