Intens.id, Makassar – Pemerintah Kota Makassar terus mengintensifkan upaya menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat melalui program revolusi kebersihan “Jumat Bersih”. Jumat, 25 Juli 2025.
Kali ini, gerakan masif tersebut dipusatkan di Kelurahan Tamarunang, Kecamatan Mariso, dan dihadiri langsung oleh Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin. Kehadiran orang nomor satu di Makassar ini menegaskan komitmen pemerintah dalam mengatasi persoalan sampah yang masih menjadi pekerjaan rumah.
Dalam arahannya, Wali Kota Munafri Arifuddin atau yang akrab disapa Appi, kembali menekankan pentingnya sinergi seluruh elemen masyarakat. Ia menegaskan bahwa Gerakan Jumat Bersih bukan sekadar seremoni, melainkan sebuah komitmen kolektif untuk mengubah wajah Kota Makassar.
“Ini bukan hanya tugas pemerintah, melainkan tanggung jawab kita semua,” tegas Appi di hadapan jajaran SKPD Pemkot Makassar, petugas kebersihan, serta perwakilan instansi di luar pemerintahan yang turut hadir dalam kegiatan tersebut.
Appi mengajak seluruh warga untuk tidak hanya menjadi penonton, tetapi juga pelaku perubahan yang aktif dalam menciptakan lingkungan kota yang bersih, sehat, dan bahkan berdaya ekonomi melalui pengelolaan sampah yang cerdas.
Menjawab keluhan masyarakat terkait tumpukan sampah di kanal, Appi menyampaikan bahwa Pemerintah Kota Makassar akan melakukan langkah konkret.
“Pemkot Makassar juga akan memperbaiki jembatan penyeberangan dan memasang jaringan penyaring sampah di titik-titik rawan,” ungkapnya.
Namun, ia menekankan bahwa persoalan sampah di kanal bukanlah semata-mata karena kurangnya petugas kebersihan, melainkan lebih disebabkan oleh perilaku masyarakat yang masih membuang sampah sembarangan.
“Kita perlu perubahan pola pikir. Sampah bukan musuh, tapi potensi jika dikelola dengan benar,” tegasnya. Untuk itu, Pemkot akan memaksimalkan peran TPS3R (Tempat Pengolahan Sampah Reduce-Reuse-Recycle) di setiap kecamatan dan mendorong rumah tangga untuk mengolah sampah organiknya secara mandiri.
Guna memotivasi warga, Appi menjanjikan penghargaan bagi RT terbaik dalam pengelolaan sampah dan urban farming. Ia juga mengungkapkan rencana pengembangan sistem kompos berbasis komunitas untuk mendukung ketersediaan pupuk bagi warga yang mulai bercocok tanam di lingkungan rumahnya.
Optimisme terpancar dari Appi. “Kalau kita konsisten, Insya Allah dalam dua hingga tiga tahun ke depan, Makassar bisa menjadi kota yang bersih, mandiri dalam pengelolaan sampah, dan bahkan menghasilkan nilai tambah dari limbah rumah tangga,” ujarnya.
Keberhasilan program “Jumat Bersih” ini, menurut Wali Kota, sangat bergantung pada keterlibatan semua pihak. Turut hadir dalam kegiatan di Tamarunang antara lain Camat Mariso, Kapolsek Mariso, para Lurah, LPM, RT/RW, serta elemen masyarakat lainnya.
“Ini bukan tugas Pak Lurah, Camat, atau RT saja. Ini tanggung jawab bersama. Kalau semua ikut bergerak, bersih itu bukan mustahil,” tegas Appi, menekankan pentingnya kolaborasi dari tingkat terkecil di masyarakat.
Ke depan, Appi menegaskan bahwa seluruh RT di Kota Makassar wajib memiliki program urban farming dan pengelolaan sampah mandiri. Setiap wilayah diharapkan dapat memilah sampah, terutama sampah plastik, yang memiliki nilai ekonomis dan bisa dimanfaatkan melalui bank sampah.
“Sampah plastik jangan lagi dibuang sembarangan, apalagi ke kanal. Bayangkan, harga plastik daur ulang bisa mencapai Rp4.000 hingga Rp4.500 per kilogram. Ini peluang untuk menambah pendapatan rumah tangga,” pungkasnya, memberikan contoh konkret potensi ekonomi dari sampah yang dikelola dengan baik.
Dengan program “Jumat Bersih” dan dukungan penuh dari masyarakat, Makassar optimis untuk mewujudkan visi sebagai kota yang tidak hanya bersih dan sehat, tetapi juga berdaya ekonomi dari pengelolaan sampahnya.





