Menyalakan Cahaya Berkelanjutan dari Kotoran Sapi: Kisah Andi Syahrir Peternak di Manyampa, Bulukumba

Intens.id, Bulukumba – Di ujung senja, di Desa Manyampa, Kecamatan Ujung Loe, Kabupaten Bulukumba, nyala api kecil membakar tungku dengan tenang.

Aroma masakan yang mengepul dari dapur rumah Andi Muh. Syahrir L, bukan sekadar cerita keseharian seorang petani dan peternak, tetapi bagian dari revolusi energi hijau yang ia bangun dengan tangannya.

Di Manyampa, peternakan sapi menjadi salah satu tulang punggung ekonomi warga. Namun, limbah yang dihasilkan sering kali menjadi persoalan lingkungan. Kotoran sapi yang dulu hanya menjadi limbah kini berubah menjadi sumber energi bersih.

Andi Syahrir memaksimalkan peluang di balik apa yang sering dianggap sebagai sisa tak berguna. Dengan keterampilan bertani dan beternak, ia mulai mengelola kotoran sapi menjadi biogas—alternatif energi yang ramah lingkungan dan ekonomis.

Solusi Ramah Lingkungan bagi Peternak di Manyampa

Sejak satu bulan terakhir, Andi Syahrir, berhasil menjalankan produksi biogas di rumahnya dengan lancar.

Berbekal bantuan dari Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Bulukumba kepada Pemerintah Desa untuk peternak yang memiliki kandang permanen, serta referensi dari berbagai sumber daring, ia kini menikmati manfaat energi alternatif yang lebih hemat dan ramah lingkungan.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Kadis LHK) Bulukumba, Andi Uke Indah Permatasari, mengungkapkan program tersebut untuk saat ini ada 6 titik di Kabupaten Bulukumba, yang saat ini dalam pemantauan yang sedang berjalan.

“Kita evaluasi dulu seberapa (jauh) kebermanfaatannya ini program untuk sustainablenya (keberlanjuta),” ujar Andi Uke, saat dikonfirmasi terkait peluang dan rencana target lebih luas. Minggu, 23 Februari 2025.

Andi Syahrir tak mengisahkan bahwa instalasi biogas di rumahnya berawal dari pelatihan singkat yang diberikan pihak DLHK serta hasil pembelajarannya melalui berbagai video di YouTube.

Ia pun segera memanfaatkan limbah kotoran sapi dari kandang permanennya sebagai bahan baku utama.

“Kotoran sapi dikumpulkan lalu dimasukkan ke dalam kolam atau ruang mixer, kemudian diteruskan ke bungker untuk proses fermentasi hingga menghasilkan gas,” jelasnya.

Proses Mudah, Manfaat Besar

Menurutnya, produksi biogas sangat mudah dilakukan, terutama bagi peternak yang memiliki kandang permanen.

Proses pembuatan bungker.

Tantangan utamanya terletak pada pembuatan bungker yang harus teliti agar tidak bocor, karena kebocoran dapat menyebabkan gas terbuang sia-sia.

Selain menghasilkan gas untuk memasak, limbah buangan dari proses ini juga dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik yang berkualitas tinggi.

“Alhamdulillah, biogas yang dihasilkan cukup untuk kebutuhan memasak sehari-hari. Jika bungker sudah diisi penuh, gas bisa bertahan tiga hingga empat hari. Kalau habis, cukup menunggu sekitar satu jam agar bisa menyala kembali,” ungkapnya penuh antusias.
Tantangan dan Keamanan dalam Penggunaan Biogas

Meski telah berjalan lancar, Andi Syahrir mengaku sempat mengalami kendala teknis, terutama dalam pemasangan pipa, manometer, dan kran. Kesalahan kecil dalam instalasi dapat menghambat proses produksi gas.

Instalasi Biodigester milik Andi Syahrir (Foto:Ist)

“Pembuangan gas juga harus lebih tinggi daripada tempat penampungannya agar gas tidak terhambur,” katanya.

Demi memastikan keamanan penggunaan biogas bagi keluarganya, ia rutin memeriksa kebocoran pada instalasi dan memasang dua kran stop untuk memudahkan kontrol. Upaya ini membuatnya lebih percaya diri dalam menggunakan biogas sebagai sumber energi alternatif.

Hemat dan Ramah Lingkungan

Dari segi ekonomi, penggunaan biogas telah mengurangi ketergantungan Andi pada LPG, yang berarti penghematan biaya rumah tangga. Selain itu, biogas juga berkontribusi terhadap pengelolaan limbah peternakan yang lebih baik.

“Limbah kotoran sapi jadi tidak berbau lagi karena tidak terhambur. Setelah diproses di bungker, sisa materialnya ditampung dalam bak dan bisa langsung digunakan sebagai pupuk organik,” paparnya.
Potensi Penerapan di Rumah Tangga Manyampa

Dengan berbagai manfaat yang telah dirasakannya, Andi Syahrir optimistis bahwa biogas bisa menjadi solusi yang layak diterapkan di lebih banyak rumah tangga di Manyampa.

Teknologi ini tidak hanya membantu peternak dalam mengelola limbah, tetapi juga mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil serta meningkatkan ketahanan energi di tingkat rumah tangga.

“Kalau semakin banyak yang menggunakan, pasti manfaatnya akan lebih besar, baik dari segi ekonomi maupun lingkungan,” tutup Andi Syahrir, yang juga Direktur BUMDes Mutiara Manyampa.

Sejarah Singkat Biogas

Di tengah meningkatnya kebutuhan energi dan tantangan perubahan iklim, biogas dari limbah kotoran sapi menjadi solusi berkelanjutan yang semakin mendapatkan perhatian.

Teknologi ini bukanlah inovasi baru, melainkan telah dikenal sejak berabad-abad lalu dan kini berkembang pesat berkat penelitian ilmiah serta kebijakan energi hijau.

Pemanfaatan biogas pertama kali tercatat pada abad ke-10 di Persia, di mana masyarakat menggunakan gas metana dari limbah organik untuk keperluan memasak.

Pada abad ke-17, Jan Baptista van Helmont mengidentifikasi gas yang mudah terbakar dari bahan organik yang membusuk. Di Eropa, eksperimen ilmiah tentang biogas semakin berkembang pada abad ke-19, hingga akhirnya pada tahun 1895, Inggris mulai menggunakannya sebagai sumber energi penerangan kota.

Di Indonesia, biogas mulai dikembangkan secara sistematis sejak 1970-an, terutama di pedesaan untuk mengurangi ketergantungan pada kayu bakar dan LPG.

Saat ini, program energi terbarukan berbasis biogas semakin diperkuat dengan dukungan berbagai kebijakan pemerintah dan organisasi lingkungan.

Proses Ilmiah Produksi Biogas

Biogas dihasilkan melalui proses anaerobik, yaitu fermentasi limbah organik oleh mikroorganisme dalam kondisi tanpa oksigen.

Kotoran sapi yang kaya akan bahan organik mengalami degradasi biologis oleh bakteri metanogen, menghasilkan gas utama berupa metana (CH4) dan karbon dioksida (CO2).

Komposisi biogas umumnya terdiri dari sekitar 50-75% metana, 25-50% karbon dioksida, serta sejumlah kecil gas lain seperti hidrogen sulfida (H2S) dan uap air.

Proses ini terjadi dalam biodigester, sebuah reaktor tertutup yang memungkinkan mikroba bekerja secara optimal. Setelah melalui pemurnian, biogas dapat digunakan sebagai bahan bakar untuk memasak, penerangan, atau bahkan pembangkit listrik skala kecil.

Manfaat Biogas dari Limbah Kotoran Sapi:

  • Energi Ramah Lingkungan: Biogas mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dan mengurangi emisi gas rumah kaca, terutama metana yang berasal dari limbah peternakan.
  • Pengelolaan Limbah yang Efektif: Mengolah kotoran sapi menjadi biogas mengurangi pencemaran lingkungan dan risiko penyakit akibat akumulasi limbah organik.
  • Efisiensi Ekonomi: Peternak dapat menghemat pengeluaran untuk energi serta mendapatkan manfaat dari residu fermentasi (sludge) yang dapat digunakan sebagai pupuk organik berkualitas tinggi.
  • Mendukung Ketahanan Energi Lokal: Penggunaan biogas di pedesaan membantu masyarakat mendapatkan sumber energi mandiri yang berkelanjutan.

Di Indonesia, berbagai program seperti Biogas Rumah (BIRU) telah berhasil membangun ribuan biodigester di berbagai daerah. Namun, tantangan seperti biaya awal pembangunan, masih minimnya kesadaran perihal berbagai manfaatnya, dan minimnya insentif pemerintah masih menjadi kendala utama.

Dukungan dari berbagai pihak, termasuk edukasi dan bantuan teknologi, menjadi kunci dalam meningkatkan adopsi biogas secara lebih luas.

Biogas dari limbah kotoran sapi bukan hanya solusi energi alternatif, tetapi juga langkah penting dalam mengurangi dampak lingkungan dari sektor peternakan.

Dengan sejarah panjang dan dasar ilmiah yang kuat, pengembangan biogas perlu terus didorong untuk mendukung transisi energi bersih di Indonesia. Masa depan energi hijau bisa dimulai dari langkah kecil: mengubah limbah menjadi sumber daya yang bermanfaat.

Berita Terkait

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisment -spot_img

Topik Populer