Intens.id, Makassar – Dalam rangka memperingati World Cancer Day 2025, Think Survive Indonesia bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan dan Rumah Sakit Vertikal (RSV) Makassar menggelar seminar bertajuk “Langkah Bersama dalam Pencegahan dan Pengobatan Kanker”. Berlangsung di Lobby Lantai 2, Main Gate, Kemenkes RS Makassar/RS Vertikal Makassar, Jl. Metro Tanjung Bunga, CPI Makassar, Sulawesi Selatan. Sabtu, 8 Februari 2025.

Kegiatan ini secara resmi dibuka oleh Plt RSV Makassar, dr. Andi Saguni, MA, yang menekankan pentingnya kolaborasi berbagai pihak dalam menangani kanker di Indonesia.
“Pemerintah telah mengupayakan berbagai formula dalam pencegahan penyebaran kanker, termasuk pendekatan promotif, preventif, kuratif, hingga rehabilitatif. Namun, kesadaran masyarakat tetap menjadi kunci utama dalam mengendalikan angka kejadian kanker yang diprediksi meningkat hingga 70% dalam lima tahun ke depan,” ujar dr. Andi Saguni dalam sambutannya.
Dalam seminar ini, dibahas berbagai faktor risiko kanker, termasuk pola hidup tidak sehat, konsumsi makanan cepat saji, serta kurangnya deteksi dini. Dr. Andi menyoroti bahwa kanker, bersama dengan stroke, penyakit jantung, dan gagal ginjal, menjadi empat penyakit utama yang terus meningkat di Indonesia.
Oleh karena itu, ia mengajak masyarakat untuk lebih peduli terhadap kesehatan dan melakukan pemeriksaan dini secara berkala.
Peran Think Survive Indonesia dalam Edukasi Kanker
Sebagai lembaga nirlaba yang bergerak di bidang edukasi dan pendampingan pasien kanker, Think Survive Indonesia telah berperan aktif sejak didirikan pada tahun 2015. Ketua Think Survive Indonesia, Nasiva Soubair, menjelaskan bahwa lembaga ini berfokus pada perubahan pola pikir masyarakat tentang kanker.
“Salah satu tantangan terbesar yang kami hadapi adalah mengubah mindset masyarakat bahwa kanker bukanlah aib. Banyak pasien yang datang terlambat ke layanan medis karena stigma sosial, sehingga pengobatan menjadi lebih berat dan risiko komplikasi meningkat,” kata Nasiva.
Ia juga menyoroti peningkatan signifikan kasus kanker dalam satu tahun terakhir, terutama akibat pola makan tidak sehat dan gaya hidup yang kurang aktif. Sulawesi Selatan, sebagai pusat rujukan medis bagi Indonesia Timur, menghadapi lonjakan pasien kanker yang membutuhkan layanan kesehatan berkualitas.
“Harapan kami adalah meningkatkan kesadaran masyarakat untuk lebih peduli terhadap kesehatannya. Deteksi dini menjadi langkah penting untuk menekan angka kematian akibat kanker,” tambahnya.
Selain itu, Nasiva juga menegaskan perlunya dukungan pemerintah dalam memberikan jaminan layanan kesehatan bagi penyintas kanker.
“Banyak pasien menghadapi tantangan besar, termasuk akses terhadap pengobatan yang aman, nyaman, dan terjangkau. Peran pemerintah sangat krusial dalam memastikan layanan kesehatan, termasuk pembiayaan melalui BPJS dan KIS, dapat diakses dengan lebih baik,” jelasnya.
Kolaborasi untuk Masa Depan yang Lebih Sehat
Peringatan World Cancer Day 2025 di Makassar tidak hanya menjadi momentum refleksi, tetapi juga ajakan untuk bertindak. Dengan melibatkan berbagai pihak, mulai dari pemerintah, lembaga sosial, hingga masyarakat umum, diharapkan upaya pencegahan dan penanganan kanker dapat berjalan lebih efektif.
Sebagai penutup acara, dr. Andi Saguni mengajak semua pihak untuk terus berkontribusi dalam meningkatkan kesadaran dan aksi nyata dalam memerangi kanker.
“Mari kita bersama-sama melangkah untuk masa depan yang lebih sehat. Dengan deteksi dini, pola hidup sehat, dan kepedulian terhadap sesama, kita bisa menekan angka kejadian kanker di Indonesia,” pungkasnya.
Dengan semangat kebersamaan, peringatan World Cancer Day 2025 di Makassar menjadi pengingat bahwa perjuangan melawan kanker bukan hanya tugas tenaga medis atau pemerintah, tetapi tanggung jawab bersama seluruh masyarakat.