Think Survive Indonesia: Cahaya Harapan bagi Penyintas Kanker

Intens.id, Makassar – Setiap tahun, World Cancer Day diperingati sebagai bentuk kesadaran global terhadap pencegahan, pengobatan, dan pemulihan dari kanker. Di Makassar, momentum ini tidak sekadar seremoni, tetapi menjadi panggilan bagi masyarakat untuk lebih memahami urgensi deteksi dini dan pola hidup sehat dalam mencegah penyakit mematikan ini.

dr. Andi Saguni, MA saat memberikan sambutan sekaligus membuka kegiatan secara resmi.

Dalam peringatan tahun ini, dr. Andi Saguni, MA, Plt RSV Makassar yang juga pejabat di Kementerian Kesehatan, menegaskan bahwa kanker adalah ancaman nyata bagi kesehatan masyarakat Indonesia. Dengan prediksi peningkatan kasus hingga 70% dalam lima tahun ke depan, upaya preventif menjadi kunci utama.

“Penyakit kanker harus ditangani secara menyeluruh, mulai dari preventif, promotif, hingga rehabilitatif. Pemerintah bekerja keras melalui berbagai kebijakan untuk mencegah penyebaran kanker dan mendukung pasien agar dapat bertahan hidup,” ungkapnya.

Namun, di balik kebijakan pemerintah, ada perjuangan lain yang tak kalah penting—peran komunitas yang menggerakkan kesadaran dari akar rumput. Salah satu organisasi yang aktif di garda depan adalah Think Survive Indonesia, yang dipimpin oleh Nasiva Soubair.

Think Survive Indonesia: Cahaya Harapan bagi Penyintas Kanker

Sejak berdiri pada 2015 di bawah naungan Yayasan Bhakti Peduli Perempuan Kanker, Think Survive Indonesia telah menjadi pionir dalam edukasi dan pendampingan bagi pasien kanker. Visi utama mereka sederhana namun kuat: membangun kesadaran bahwa kanker bukanlah aib, tetapi penyakit yang dapat dicegah dan ditangani lebih awal.

Nasiva Soubair, memahami beratnya perjalanan seorang penyintas kanker. Ia menyaksikan banyak pasien yang terlambat mendapatkan perawatan karena kurangnya informasi dan stigma sosial.

“Tantangan terbesar adalah mengubah mindset masyarakat agar lebih peduli terhadap kesehatannya,” ujarnya.

Di Sulawesi Selatan, angka penderita kanker terus meningkat. Sebagai pusat rujukan kesehatan bagi wilayah Indonesia Timur, fasilitas kesehatan di Makassar memang lebih lengkap dibandingkan daerah lain.

Namun, akses terhadap layanan kesehatan yang nyaman dan terjangkau masih menjadi kendala bagi banyak pasien, terutama mereka yang berasal dari kalangan ekonomi menengah ke bawah.

Untuk itu, Think Survive Indonesia tak hanya berfokus pada edukasi, tetapi juga advokasi. “Kami mendorong kebijakan yang memastikan layanan kesehatan lebih inklusif dan ramah bagi pasien kanker. Jaminan pengobatan melalui BPJS, KIS, serta kebijakan kesehatan publik lainnya harus terus diperkuat,” tegas Nasiva.

World Cancer Day 2025: Kolaborasi dan Aksi Nyata

Dalam rangka memperingati World Cancer Day 2025, Think Survive Indonesia menggandeng Kementerian Kesehatan dan RSV Makassar dalam seminar bertajuk “Langkah Bersama dalam Pencegahan dan Pengobatan Kanker”.

Berlangsung di Lobby Lantai 2, Main Gate, Kemenkes RS Makassar/RS Vertikal Makassar, Jl. Metro Tanjung Bunga, CPI Makassar, Sabtu, 8 Februari 2025.

Acara ini menghadirkan para ahli medis, praktisi kesehatan, dan penyintas kanker untuk berbagi wawasan tentang deteksi dini, pola hidup sehat, serta akses pengobatan yang lebih efektif dan terjangkau.

Dengan semakin banyaknya pihak yang terlibat, Nasiva optimis bahwa perjuangan melawan kanker di Indonesia, khususnya di Sulawesi Selatan, akan semakin kuat.

“Kami ingin membangun kesadaran agar lebih banyak perempuan bisa terbebas dari kanker,” tuturnya.

Lembaga yang di usianya hampir satu dekade, Think Survive Indonesia terus melangkah. Perjalanan masih panjang, tetapi di setiap langkah, ada harapan yang terus menyala—harapan akan dunia yang lebih peduli, lebih sehat, dan lebih tangguh dalam menghadapi kanker.

Berita Terkait

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisment -spot_img

Topik Populer