Intens.id, Jakarta – Menjelang akhir masa jabatan Presiden Jokowi, berbagai tantangan dan permasalahan masih menghiasi lanskap politik dan ekonomi Indonesia.
Fajar Try Suari Faturachman, Ketua Badan Pimpinan Ikatan Senat Mahasiswa Ekonomi Indonesia (ISMEI) yang membawahi wilayah Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, DIY, dan Jawa Tengah, mengungkapkan sejumlah kekurangan selama 10 tahun kepemimpinan Presiden Jokowi.
Salah satu isu utama yang ia soroti adalah masih maraknya praktik korupsi di berbagai tingkatan pemerintahan. Selain itu, utang negara yang diprediksi akan menembus lebih dari Rp 8.000 triliun pada tahun 2024 menjadi perhatian serius, yang menurutnya dipengaruhi oleh berbagai faktor internal dan eksternal.
“Dengan adanya konflik di negara-negara Timur yang berdampak signifikan terhadap perekonomian Indonesia, kami sebagai mahasiswa ekonomi terus mengkaji masalah ini. Jika tidak segera diatasi, Indonesia tidak lagi akan dikenal sebagai negara yang penuh potensi, melainkan negara yang dipenuhi kekhawatiran karena pemerintahnya gagal menyelesaikan masalah-masalah mendasar,” ungkap Fajar.
Fajar juga menyampaikan kondisi organisasi saat ini
ISMEI saat ini sedang melakukan konsolidasi bersama Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Ekonomi dari seluruh Indonesia untuk mengevaluasi kinerja Presiden Jokowi selama dua periode kepemimpinannya. Ia menekankan bahwa presiden terpilih ke depannya harus mampu belajar dari kekurangan tersebut, mengambil langkah-langkah strategis, dan melakukan pembaruan yang benar-benar berpihak pada rakyat, demi tercapainya kesejahteraan yang lebih merata.
“Jika tidak ada perubahan yang nyata, ISMEI akan berada di garda terdepan dalam memperjuangkan kepentingan rakyat,” tegasnya
ISMEI, menurut Fajar, akan terus fokus mengawal isu-isu ekonomi di Indonesia, baik di tingkat nasional maupun daerah.
Ia juga berharap presiden terpilih nantinya tidak takut menghadapi kritik.
“Kritik adalah bagian dari proses pembangunan yang sehat,”(*)