Intens.id, Gowa – Suasana sejuk Puncak Tinambung di Desa Bissoloro, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, menjadi saksi bisu kegiatan mulia yang digagas oleh Relawan Gesit berkolaborasi dengan Masyarakat Hijrah Tanpa Nama (MAHTAN) dan Puskesmas Sapaya. Selama dua hari, 28-29 Juni 2025, SD Negeri Bissoloro menjadi pusat “Volunteer Camp” yang tak hanya menyelenggarakan program sirkumsisi (sunat) massal gratis, tetapi juga pemberdayaan masyarakat lokal melalui pelatihan relawan kesehatan.
Misi Kemanusiaan di Pelosok Desa
Kegiatan ini adalah wujud nyata kepedulian bersama dalam meningkatkan akses layanan kesehatan di pedesaan. Sejak pagi buta, para relawan, termasuk Ishak (Ketua Relawan Gesit Makassar), Afriyani Kamaluddin (Ketua Panitia Sirkumsisi), dan Reski Ade Putra Bialangi (Tim Media MAHTAN), sibuk mempersiapkan segala kebutuhan.
“Kami bersyukur dapat berkontribusi langsung kepada masyarakat Desa Bissoloro. Semangat gotong royong di sini sungguh luar biasa,” tutur Ishak.
Tim medis yang terdiri dari dokter spesialis, perawat, dan tenaga kesehatan berpengalaman, dengan sigap mensterilkan peralatan dan menyiapkan ruang operasi darurat. Tim logistik, termasuk Muh. Nur Hidayat A & Zul Hadriyansa (Anggota Tim Program Relawan Gesit Makassar), memastikan ketersediaan obat-obatan dan perlengkapan medis lainnya.
Antusiasme warga Desa Bissoloro sangat tinggi. Sebanyak 25 anak laki-laki berusia 7 hingga 13 tahun terdaftar untuk mengikuti program sirkumsisi gratis ini.
“Ini adalah berkah bagi kami. Selama ini kami harus menempuh perjalanan jauh dan mengeluarkan biaya besar untuk layanan kesehatan seperti ini. Kehadiran para relawan benar-benar membantu kami,” ungkap Hj. Sayang, salah satu tokoh masyarakat setempat. Ibu Nur Muhlisa, salah satu orang tua peserta, juga menyampaikan rasa terima kasihnya.
“Melihat antusiasme anak-anak dan orang tua membuat kami semakin termotivasi. Semoga program ini membawa manfaat jangka panjang,” pungkas Reski Ade Putra Bialangi.
Semangat Gotong Royong Hadapi Tantangan
Afriyani Kamaluddin, Ketua Panitia Sirkumsisi, menjelaskan, Kegiatan dimulai pukul 08.00 WITA dengan pembukaan resmi oleh Kepala Desa Bissoloro dan perwakilan tim relawan.
“Proses sirkumsisi berlangsung tertib dengan sistem antrean, dan setiap anak didampingi oleh orang tua atau wali mereka. Tim medis bekerja dengan profesionalisme tinggi, memastikan setiap tindakan dilakukan sesuai standar medis yang ketat,” sambungnya.
Lebih jauh dirinya mengapresiasi bahwa yang patut diacungi jempol adalah semangat gotong royong masyarakat setempat. Ibu-ibu PKK secara bergantian menyiapkan makanan dan minuman untuk para peserta dan relawan, yang mereka sebut dengan julukan hangat “Operasi Ngenyangin Warga”. Para bapak-bapak turut membantu mengatur lalu lintas dan keamanan area.
Meski demikian, kegiatan ini tidak luput dari tantangan. Akses jalan menuju Desa Bissoloro yang masih berupa jalan berbatu dan berliku, memerlukan kendaraan khusus untuk mengangkut peralatan medis. Keterbatasan fasilitas dan cuaca pegunungan yang tak menentu juga menjadi perhatian.
Namun, berkat persiapan matang dan kerja sama solid antara relawan dan masyarakat lokal, termasuk Ismail dan Irfan (Anggota Tim SDM Relawan Gesit Makassar), semua kendala dapat diatasi dengan baik.
Membangun Kapasitas Lokal dan Dampak Jangka Panjang
Salah satu hasil penting dari volunteer camp ini adalah terbentuknya Tim Relawan Kesehatan Desa Bissoloro. Tim ini terdiri dari lulusan pelatihan yang siap menjadi garda terdepan dalam upaya peningkatan kesehatan masyarakat di desa mereka.
Mereka dibekali dengan kit pertolongan pertama dan akan menjadi penghubung dengan puskesmas terdekat untuk program-program kesehatan selanjutnya. Rencana tindak lanjut berupa kunjungan evaluasi dan pelatihan lanjutan juga telah disusun.
Dr. H. Syamsu Rizal Marzuki Ibrahim, Anggota DPR RI, Komisi I dan Ketua PMI Kota Makassar, turut mengapresiasi kegiatan ini.
“Program seperti ini sangat penting untuk daerah terpencil. Pemerintah dan masyarakat harus terus bersinergi untuk meningkatkan kualitas kesehatan,” ujarnya.
Volunteer camp sirkumsisi dan kelas relawan di Desa Bissoloro ini membuktikan bahwa kepedulian dan kerja sama dapat mewujudkan perubahan positif.
Program ini tidak hanya memberikan layanan kesehatan gratis, tetapi juga membangun kapasitas masyarakat lokal untuk mandiri dalam mengelola kesehatan komunitasnya.
Keberhasilan program ini diharapkan dapat menjadi inspirasi untuk direplikasi di desa-desa lain, terutama di daerah terpencil yang masih memiliki keterbatasan akses layanan kesehatan.
Semangat gotong royong dan kepedulian sesama yang ditunjukkan selama kegiatan ini menjadi modal sosial yang berharga untuk pembangunan desa yang berkelanjutan.