BerandaNewsKolaborasi Taka Bonerate dan Polda Sulsel: Menjaga Laut, Menjaga Masa Depan

Kolaborasi Taka Bonerate dan Polda Sulsel: Menjaga Laut, Menjaga Masa Depan

Intens.id – Kolaborasi manusia dan alam bukan hanya impian—tapi sebuah keharusan. Dan hari ini, 11 April, langkah nyata untuk menjaga keberlanjutan laut Indonesia kembali ditorehkan. Balai Taman Nasional Taka Bonerate (TN Taka Bonerate) bersama Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan (Polda Sulsel) resmi menyusun draft Perjanjian Kerja Sama (PKS) sebagai bentuk komitmen bersama dalam memerangi praktik illegal dan destructive fishing di kawasan konservasi laut yang sangat berharga ini.

Sinergi Serius di Aula Pullajiantah

Pertemuan berlangsung di Aula Pullajiantah, Biro Operasi Polda Sulsel, dihadiri oleh jajaran penting dari Polda Sulsel—mulai dari Kabag Kerma hingga Dit. Polairud, serta dari pihak Balai TN Taka Bonerate seperti Kepala Balai, Kepala Sub Bagian TU, hingga mitra dari WCS-IP. Kehadiran lengkap ini menunjukkan satu hal: penegakan hukum lingkungan kini menjadi agenda bersama.

Mengapa TN Taka Bonerate Begitu Istimewa?

Taka Bonerate bukan laut biasa. Terletak di Sulawesi Selatan, kawasan ini adalah salah satu dari tujuh taman nasional laut di Indonesia dan telah ditetapkan sebagai Cagar Biosfer Dunia oleh UNESCO. Dengan luas mencapai 530.765 hektar, taman ini menjadi rumah bagi ribuan spesies laut—terumbu karang, ikan, penyu, dan biota lainnya. Sayangnya, keindahan ini terus terancam oleh praktik penangkapan ikan yang merusak dan ilegal.

“Kami tidak bisa bekerja sendirian. Kami butuh sinergi, terutama dari Polairud,” ujar Ali Bahri, S.Sos., M.Si, Kepala Balai TN Taka Bonerate.

Apa Saja Isi dari PKS Ini?

Draft kerja sama yang telah difinalkan mencakup beberapa poin strategis:

  1. Patroli Bersama: Gabungan polisi kehutanan dan Polairud akan mengawasi kawasan secara berkala.
  2. Pos Pengamanan Baru: Pembangunan pos di Jinato oleh Polairud akan dilegalkan dan dioptimalkan.
  3. Pertukaran Informasi: Data aktivitas ilegal akan dibagikan kedua pihak dengan protokol kerahasiaan.
  4. Sosialisasi Masyarakat: Edukasi kepada nelayan lokal agar lebih sadar pentingnya menjaga laut.
“Ini bukan sekadar tanda tangan di atas kertas. Kami siap turunkan personel dan kapal patroli,” tegas AKBP Amiruddin, S.H., M.H, Kabag Kerjasama Polda Sulsel.

Menuju Tanda Tangan Final

Penandatanganan PKS ini tinggal menunggu waktu—direncanakan dalam bulan April ini, begitu Direktur Polairud Polda Sulsel kembali dari Mabes Polri. Setelah itu, implementasi langsung siap digerakkan di lapangan.

Dasar hukum kerja sama ini bersandar pada UU No. 32 Tahun 2024 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati serta MoU antara Kemenhut dan Polri pada 17 Februari 2025. Namun, tantangan tetap ada—mulai dari luasnya wilayah hingga keterbatasan sumber daya.

Tetapi dengan kolaborasi, tantangan menjadi peluang. Taka Bonerate bisa jadi model pengelolaan laut berkelanjutan di Indonesia.

Tiga Hal yang Bisa Kita Pelajari

  1. Kolaborasi adalah Kunci: Masalah lingkungan butuh kerja sama lintas sektor.
  2. Teknologi Bisa Jadi Game-Changer: Ke depan, integrasi drone dan satelit dapat memperkuat patroli.
  3. Peran Komunitas Tak Tergantikan: Partisipasi aktif masyarakat, terutama nelayan, penting dalam mencegah kerusakan.

Laut Adalah Warisan

Taman Nasional Taka Bonerate mengajarkan kita bahwa laut bukan hanya sumber ekonomi, tapi juga warisan tak ternilai untuk generasi mendatang.

Taman Nasional Taka Bonerate, surga laut yang tak hanya memukau mata, tapi juga membisikkan pesan penting bagi masa depan kita. Di balik keindahan terumbu karangnya yang menari bersama arus, tersimpan pelajaran berharga: laut bukan sekadar sumber ekonomi, tapi juga warisan tak ternilai untuk generasi mendatang.

Taka Bonerate bukan hanya rumah bagi ratusan spesies ikan, penyu, dan karang yang langka. Ia adalah pengingat hidup bahwa keseimbangan ekosistem laut sangat rapuh—dan hanya bisa bertahan jika kita, manusia, memilih untuk peduli.

Setiap langkah kecil yang diambil hari ini—mulai dari kolaborasi antara nelayan lokal dan pemerintah, hingga kesepakatan pelestarian antar komunitas, dan aksi nyata menjaga kebersihan laut—adalah fondasi bagi masa depan. Tindakan kita saat ini menentukan apakah anak cucu kita masih bisa menyelam di laut yang penuh warna, atau hanya membaca kisahnya di buku sejarah.

Melestarikan Taka Bonerate berarti menjaga kehidupan. Ini adalah panggilan bagi siapa pun—wisatawan, pemangku kebijakan, atau kita yang hanya penikmat keindahan laut lewat layar ponsel—untuk ikut serta menjaga satu dari sedikit surga bawah laut yang tersisa di dunia.

Karena laut bukan hanya tentang ikan dan pasir putih. Ia adalah identitas, sumber kehidupan, dan harapan kita semua.

 

 

Berita Terkait

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisment -spot_img

Topik Populer