- Advertisment -spot_img

Hijrah dan Refleksi Muharram; Bulan Iman, Perlawanan, dan Keadilan

Muharram mengajak kita untuk berbenah, menyalakan kembali api keberanian, membangun solidaritas lintas mazhab dan golongan, serta menjadikan iman bukan pelarian, melainkan kekuatan untuk mengubah wajah zaman.

Oleh: Inra Kurniawan
(Fungsionaris Himpunan Mahasiswa Islam Badan Koordinasi Sulawesi Selatan).

Muharram bukan hanya pembuka tahun baru Islam, tetapi juga pengingat akan sejarah kelam yang menyimpan cahaya moral. Dari Karbala yang berdarah, umat Islam diwarisi pelajaran besar jangan pernah kompromi terhadap kezaliman.

Peristiwa syahidnya Imam Husain bin Ali di tanah tandus Karbala pada hari Asyura bukan semata tragedi, melainkan sebuah monumen sejarah tentang keteguhan dalam iman meskipun dalam posisi minoritas, serta pentingnya pengorbanan demi prinsip dan moral.

Peristiwa itu juga mewariskan nilai spiritual dan politik lintas mazhab serta zaman. Dalam konteks Indonesia hari ini, pesan-pesan itu terasa sangat relevan untuk dibaca serta direnungkan kembali.

Pesan Asyura dalam Tradisi Sunni: Syukur dan Keteladanan

Bulan Muharram khususnya pada hari Asyura diperingati dengan melaksanakan puasa. Rasulullah SAW berpuasa pada hari tersebut sebagai bentuk syukur atas selamatnya Nabi Musa dari kejaran Fir’aun. Meski berbeda konteks dengan Karbala, esensi nilai yang dirayakan nyaris sama bahwa kebenaran, meski tertindas pada akhirnya akan menang.

Ulama besar Sunni seperti Imam al-Ghazali mengajarkan bahwa bulan Muharram adalah waktu untuk memperbanyak ibadah dan menjauhi konflik. Namun, bukan berarti diam terhadap kebatilan. Sebagaimana firman Allah dalam QS.At-Taubah ayat 36, umat diperintahkan untuk tidak menzalimi diri sendiri di bulan-bulan haram, termasuk Muharram. Ini bisa dimaknai sebagai seruan moral untuk menjauhi segala bentuk kezaliman.

Meski pendekatan ritualnya tidak sama, Sunni pun memegang nilai bahwa Muharram adalah waktu meneguhkan ketaatan kepada Allah, keberanian membela kebenaran, dan menolak kezaliman dalam bentuk apapun.

Muharram: Pesan dan Kritik terhadap Kekuasaan yang Menyimpang

Kisah Imam Husain menjadi pelajaran universal bahwa kekuasaan tidak boleh dikultuskan. Bahkan ketika ia memakai jubah agama. Imam Husain menolak baiat (sumpah setia kepada pemimpin) kepada Yazid Bin Muawiyah karena tahu bahwa penguasa itu tidak memenuhi syarat moral sebagai pemimpin umat. Dalam konteks hari ini, Imam Husain melawan legitimasi politik yang dibangun di atas kerusakan dan kebohongan.

Dalam konteks keindonesiaan, kita hidup dalam lanskap demokrasi yang kerap disusupi praktik oligarki, masih kental politik transaksional, dan penegakan hukum yang belum terlaksana dengan ideal. Dalam situasi ini, refleksi Asyura menjadi sangat relevan bahwa agama harus menjadi alat koreksi, bukan alat pembenaran kekuasaan.

Nurcholish Madjid: Islam Bukan Agama Kekuasaan

Pemikiran Nurcholish Madjid (Cak Nur) memberibanyak landasan diskursus tentang banyak hal khususnya dalam praktek penyelenggaraan negara dalam konteks Indonesia modern. Cak Nur menolak keras penyalahgunaan agama untuk kekuasaan. Baginya, agama harus menjadi kekuatan moral, bukan ideologi politik yang menjustifikasi kediktatoran.

Lebih lanjut cak Nur menjelaskan bahwa Islam adalah agama kebebasan, bukan agama kekuasaan. Kekuasaan bisa membusukkan agama jika tidak ada kebebasan dan keadilan. Ini sangat selaras dengan pilihan Husain di Karbalayang tidak memperjuangkan kekuasaan, tetapi martabat nilai. Spirit ini penting ditanamkan kembali di tengah budaya politik Indonesia yang pragmatis.

Keberanian Menjadi Minoritas dalam Kebenaran

Salah satu pelajaran terbesar dari Karbala adalah keteguhan dalam kesendirian. Imam Husain mengetahui bahwa dirinya kalah secara jumlah dan kekuatan. Tetapi ia tidak ragu memilih jalan sunyi. Cak Nur menyebut bahwa iman bukan hanya kesetiaan personal, melainkan sikap eksistensial melawan penindasan.

Dalam konteks Indonesia, ada cukup banyak orang yang kerap mengalami kesendirian moral. Mereka berdiri di garis yang benar, namun diabaikan oleh mayoritas yang diam atau memilih nyaman dalam sistem yang resisten dan terjadi pelemahan. Pada titik inilah spirit dan pesan Muharram menjadi sumber kekuatan moralbahwa kesendirian dalam kebenaran lebih mulia daripada kebersamaan dalam kebatilan.

Keadilan Sebagai Inti Tauhid Sosial

Cak Nur meyakini bahwa keadilan adalah wujud nyata dari tauhid sosial. Ia menulis: Keesaan Tuhan menuntut kesatuan umat manusia dalam keadilan dan kemanusiaan. Maka setiap bentuk penindasan (baik secara ekonomi, hukum, maupun politik) merupakan bentuk pengingkaran terhadap tauhid itu sendiri.

Di tengah bangsa yang masih berjuang menghapus korupsi, merawat demokrasi, dan mengatasi ketimpangan struktural, Muharram seharusnya bukan hanya peringatan, tetapi gerakan moral. Ia adalah panggilan untuk berpihak, untuk tidak netral dan memilih berdiri bersama yang tertindas serta melakukan upaya perbaikan (dimulai pada hal-hal yang kecil).

Memaknai Muharram

Memaknai Muharram khususnya pada peristiwa Karbala di Indonesia bukan soal mengenang duka semata, tapi soal memilih posisi moral dalam pusaran sejarah. Dalam bahasa Cak Nur, netralitas dalam menghadapi kezaliman adalah bentuk keterlibatan tidak langsung dalam kezaliman itu sendiri.

Muharram mengajak kita untuk berbenah, menyalakan kembali api keberanian, membangun solidaritas lintas mazhab dan golongan, serta menjadikan iman bukan pelarian, melainkan kekuatan untuk mengubah wajah zaman (setidak-tidaknya bagi diri sendiri). Di tengah krisis, Muharram khususnya pada peristiwa Asyura, memanggil bukan hanya yang percaya, tapi juga yang peduli. Wallahu A’lam Bisshawab.

Refrensi:
– HR. Bukhari dan Muslim – hadis tentang puasa Asyura yang dilakukan Nabi SAW sebagai bentuk syukur atas diselamatkannya Nabi Musa.
– Madjid, Nurcholish. Islam, Kemodernan dan Keindonesiaan. Jakarta: Paramadina, 1998.
– Ibid., hlm. 147.
– Madjid, Nurcholish. Pintu-Pintu Menuju Tuhan. Jakarta: Paramadina, 2002.
– Ibid., hlm. 98.
– Madjid, Nurcholish. Islam, Doktrin dan Peradaban (2000), hlm. 215.

BERITA TERKAIT

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisment -spot_img

Topik Populer

Komentar Terbaru