- Advertisment -spot_img

Manggala Tanpa Sekat Belajar Langsung dari Waste4Change: Mengintip Masa Depan Pengelolaan Sampah di Indonesia

Di tengah darurat sampah nasional, praktik seperti yang dilakukan Waste4Change memberikan harapan nyata bahwa perubahan itu mungkin

Intens.id, Bekasi – Komunitas pemerhati lingkungan dari Makassar, Manggala Tanpa Sekat (MTS), melakukan kunjungan lapangan (on the spot) yang transformatif ke salah satu lembaga pengelola sampah terbaik di Indonesia, Waste4Change, yang berlokasi di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Senin, 23 Juni 2025.

Kunjungan ini bukan sekadar silaturahmi, melainkan momentum krusial untuk memperkuat pengetahuan, memperluas jejaring, dan menyerap praktik terbaik dalam pengelolaan sampah yang berkelanjutan.

Mengenal Lebih Dekat: Manggala Tanpa Sekat dan Waste4Change

Manggala Tanpa Sekat adalah komunitas pemerhati lingkungan yang berdedikasi dari Makassar, Sulawesi Selatan.

Komunitas ini aktif mengadvokasi dan mengimplementasikan solusi untuk isu-isu lingkungan di wilayahnya, dengan fokus pada pengelolaan sampah yang lebih baik dan peningkatan kesadaran masyarakat, Visi mereka adalah menciptakan lingkungan yang bersih dan berkelanjutan melalui partisipasi aktif warga.

Sementara itu, Waste4Change merupakan perusahaan sosial yang telah menjadi pionir dalam industri pengelolaan sampah modern di Indonesia sejak didirikan pada tahun 2014.

Dengan mengusung prinsip Responsible Waste Management, Waste4Change tidak hanya berfokus pada pengumpulan dan pengolahan sampah, tetapi juga berkomitmen penuh pada edukasi masyarakat, perancangan sistem manajemen limbah untuk korporasi, serta mendorong kebijakan publik yang pro-lingkungan.

Pendekatan holistik ini menjadikan Waste4Change sebagai acuan dalam upaya menuju Indonesia bebas sampah.

Pengalaman Lapangan: Menguak Rahasia Pengelolaan Sampah Berkelanjutan

Kunjungan Manggala Tanpa Sekat ke Waste4Change diawali dengan sesi pengenalan mendalam mengenai visi-misi dan model bisnis Waste4Change yang mengintegrasikan aspek edukasi, pemilahan, pengumpulan, daur ulang, dan pelaporan yang transparan.

Para peserta kemudian diajak untuk melihat secara langsung fasilitas pengolahan sampah terpadu yang canggih, yang terbagi menjadi beberapa zona kunci:

Zona Pemilahan: Di sini, sampah rumah tangga dan sampah kantor dipilah secara teliti berdasarkan jenis materialnya—mulai dari organik, plastik, kertas, hingga logam. Proses ini adalah langkah fundamental dalam memastikan material dapat didaur ulang secara optimal.

Zona Daur Ulang: Bahan-bahan bernilai ekonomis seperti botol PET dan kardus dikemas ulang di zona ini untuk kemudian diproses lebih lanjut oleh mitra daur ulang. Ini menunjukkan komitmen Waste4Change dalam menciptakan nilai ekonomi dari sampah.

Zona Pengomposan: Limbah organik diolah menjadi kompos berkualitas tinggi, menutup siklus nutrisi dan mengurangi volume sampah yang berakhir di TPA.

Salah satu inovasi paling menginspirasi bagi peserta adalah sistem pelacakan dan pelaporan digital yang diterapkan oleh Waste4Change.

Klien Waste4Change dapat memantau secara real-time sejauh mana sampah mereka dikelola secara bertanggung jawab, sebuah tingkat transparansi yang masih jarang ditemukan di sektor pengelolaan sampah.

Menimba Ilmu dari Ahlinya: Tantangan dan Peluang

Dalam sesi diskusi interaktif, tim Waste4Change berbagi pengalaman mengenai tantangan dan peluang dalam pengelolaan sampah di Indonesia, termasuk bagaimana mengubah paradigma masyarakat dari “buang sampah” menjadi “kelola sampah”.

Mereka juga membagikan pendekatan kolaboratif multi-pihak yang efektif, yang melibatkan pemerintah daerah, pelaku bisnis, dan komunitas akar rumput, sebagai kunci keberhasilan.

Inspirasi untuk Aksi Lokal: Membangun Ekosistem Sampah Berbasis Data di Makassar

Kunjungan ini menjadi bekal penting bagi Komunitas Manggala Tanpa Sekat untuk merancang inisiatif serupa di Makassar.

“Kami banyak belajar tentang pentingnya sistem dan konsistensi. Waste4Change menunjukkan bahwa pengelolaan sampah bisa menjadi sektor yang profesional, transparan, dan berdampak luas,” ujar Mashud Azikin, aktivis lingkungan sekaligus Founder Komunitas Manggala Tanpa Sekat.

Terinspirasi dari model Waste4Change, Komunitas Manggala Tanpa Sekat bertekad untuk mulai membangun ekosistem pengelolaan sampah yang lebih partisipatif dan berbasis data di tingkat kelurahan dan kecamatan di Makassar.

Ini adalah langkah konkret menuju pengelolaan sampah yang lebih cerdas dan bertanggung jawab di kota mereka.

Kunjungan ke Waste4Change bukan hanya sekadar melihat tempat pengolahan sampah; ini adalah proses belajar, refleksi, dan inspirasi tentang bagaimana Indonesia bisa mengelola sampahnya dengan lebih cerdas dan bertanggung jawab.

Di tengah darurat sampah nasional, praktik seperti yang dilakukan Waste4Change memberikan harapan nyata bahwa perubahan itu mungkin—dan dimulai dari langkah-langkah kecil yang konsisten, berkolaborasi, dan didukung data.

 

BERITA TERKAIT

1 KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisment -spot_img

Topik Populer

Komentar Terbaru