Intens.id, Bulukumba – Pemkab Bulukumba melalui Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) bekerjasama dengan Tim Penggerak PKK Bulukumba melaunching Rumah Gizi dengan pemanfaatan pangan lokal terintegrasi.
Rumah Gizi ini, diluncurkan langsung oleh Bupati Bulukumba Andi Muchtar Ali Yusuf di Lapangan Muhammadiyah, Desa Polewali, Kecamatan Gantarang, Senin, 26 Juni 2023.
Selain rumah gizi, juga ada kegiatan pemberdayaan kelompok masyarakat di kampung keluarga berkualitas dalam rangka percepatan penurunan stunting melalui pencanangan kampung berkualitas.
Tampak di lokasi launching, pameran pemberian makanan tambahan (PMT) berbahan pangan lokal untuk balita dan ibu hamil.
Selain Bupati bersama Ketua TP PKK Bulukumba Hj Andi Herfida Muchtar, launching ini dihadiri Wabup Andi Edy Manaf selaku Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Bulukumba.
Kemudian, juga hadir Ketua Komisi D DPRD Bulukumba Muhammad Bakti mewakili Ketua DPRD Bulukumba, unsur Forkopimda Bulukumba, Ihsan mewakili kepala perwakilan BKKBN Prov Sulsel, sejumlah Pimpinan OPD Bulukumba, perwakilan Kakan Kemenag Bulukumba, Pimpinan Baznas Bulukumba, para Camat, Kepala Desa dan Lurah beserta TP PKK, serta stakeholders lain dalam rangka penanganan stunting.
Kepala Dinas DP2KBP3A Bulukumba, dr Wahyuni menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan salah satu bentuk implementasi pelaksanaan Perpres Nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting yang holistik, integratif dan berkualitas melalui koordinasi, sinergi dan sinkronisasi diantara para pemangku kepentingan.
Aksi konvergensi dan kolaborasi antara stakeholders hari ini, katanya, yaitu pencanangan kampung keluarga berkualitas se-Kabupaten Bulukumba, launching rumah gizi dengan pembentukan Dapur Sehat Atasi Stunting (DASHAT).
Selanjutnya, launching Pemberian Makanan Tambahan dengan Pemanfaatan Pangan Lokal (PMT Pangan Lokal), launching Rumah Pendidikan dan Keterampilan (Rumah Dilan), launching Rumah Desa Sehat, launching Sekolah Lansia untuk mewujudkan lansia tangguh, penyerahan Paket Gizi Anak Stunting dari Bapak Asuh Anak Stunting, serta penyerahan Bibit Ikan Nila.
“Apa yang kita lakukan hari ini, adalah wujud kerja yang kolaboratif yang melibatkan seluruh potensi yang ada di organisasi pemerintahan maupun potensi yang ada di masyarakat. Keterlibatan semua pihak diharapkan dapat menekan dan mengurangi angka stunting di Kabupaten Bulukumba,” kata Wahyuni.
Kepala perwakilan BKKBN Provinsi Sulsel, yang diwakili oleh Ihsan ikut memberikan sambutan sebelum launching. Ia menyebut, ini merupakan program secara nasional yang telah tertuang dalam RPJM tahun 2020 sampai 2024.
Menurutnya tahun 2021, BKKBN telah melakukan Pendataan Keluarga (PK) di awal bulan Maret hingga Mei. Pada 2022, katanya, data itu dievaluasi, apakah masih cocok atau sudah ada yang berubah.
“Tahun 2023 ini, kita verifikasi lagi. Di Bulukumba ini kan ada 109 desa dan 27 kelurahan, di mana setiap desa/kelurahan ada 3 pendamping keluarga. Jadi 136×3, itulah kader BKKBN,” jelasnya.
Ketua TP PKK Bulukumba, Hj Andi Herfida Muchtar menyampaikan bahwa alasan utamanya dipilih Desa Polewali karena di desa ini banyak jumlah stuntingnya, yaitu 48 anak stunting.
“Dengan angka stunting yang tinggi, makanya di desa inilah dilaunching rumah gizi,” katanya.
“Ada Cinta, yaitu cerdas, akuntabel, normatif, tulus, ikhlas dan kompak. Kenapa demikian?, karena anggaran masih kurang memadai, tapi alhamdulillah bisa terlaksana karena koordinasi yang baik di semua sektor,” sambung Andi Herfida Muchtar.
Seusai launching, Bupati bersama Ketua TP PKK Bulukumba dan tamu undangan lainnya mengunjungi lokasi rumah gizi di Desa Polewali.
Andi Utta sapaan akrab Bupati Bulukumba mengatakan untuk pencegahan Stunting, harus melakukan intervensi secara langsung dengan membuat kegiatan yang lebih tepat sasaran seperti Rumah Gizi yang diperuntukkan untuk keluarga beresiko Stunting.
Olehnya itu, Andi Utta Rumah Gizi seperti ini juga dibuat di seluruh desa kelurahan lainnya dengan memanfaatkan pangan lokal dari kebun halaman rumah.
“Saya minta Camat, Kepala Desa dan Lurah, bagaimana mendorong setiap wilayahnya ada program pemberdayaan masyarakat seperti ini (rumah gizi),” ungkapnya.
Penyebab Stunting kata Andi Utta masyarakat juga kurangnya kesadaran akan kebersihan lingkungan dan sanitasi.
“Lingkungan yang kotor dan sanitasi yang buruk menjadi pemicu terjadinya Stunting dan berbagai penyakit lainnya,” tambahnya.
Padahal, menurutnya untuk menjaga kebersihan lingkungan, tidak perlu mengeluarkan uang, Namun hanya dibutuhkan kepedulian bersama dari setiap rumah tangga.(*)