- Advertisment -spot_img

Forum Pemerhati Lingkungan Hidup Kepulauan Buton ajak masyarakat Tomia komitmen jaga ekosistem laut 

Intens.id Kota Baubau, Rabu, 8 Oktober 2025 — Forum Pemerhati Lingkungan Hidup Kepulauan Buton (FPLHKB) menyerukan penguatan komitmen nasional dan global dalam menjaga ekosistem laut yang kian terancam. Seruan ini muncul menyusul meningkatnya degradasi habitat laut dan pencemaran yang terus menggerus keanekaragaman hayati serta mengancam ketahanan iklim.

Ketua Umum FPLHKB, Masfandi S.Ip, menegaskan bahwa masa depan ekonomi biru yang berkelanjutan sangat bergantung pada kelestarian laut, terutama di kawasan Wakatobi, Pulau Tomia, yang dikenal sebagai salah satu pusat keanekaragaman hayati laut terbesar di dunia.

“Laut bukan hanya sumber daya; ia adalah jantung planet kita. Kerusakan pada terumbu karang, hutan bakau, dan padang lamun berarti kita sedang merusak benteng pertahanan alam kita sendiri terhadap perubahan iklim dan badai,” ujar Masfandi S.Ip.

“Rilisan ini bukan sekadar peringatan, tetapi ajakan untuk bertindak. Kita harus bergerak lebih cepat dari laju kerusakannya,” tambahnya.

Ancaman Terhadap Laut Wakatobi

Ekosistem laut di wilayah Kepulauan Buton, khususnya Pulau Tomia, tengah menghadapi tekanan besar akibat praktik penangkapan ikan yang merusak, pencemaran, dan dampak perubahan iklim seperti pemutihan karang dan pengasaman laut. Situasi ini berpotensi menurunkan kesehatan laut dan mengganggu keseimbangan ekologi kawasan.

Tiga Pilar Tindakan Mendesak

Dalam upaya mengembalikan kesehatan ekosistem laut dan mendukung pembangunan ekonomi biru yang berkelanjutan, FPLHKB menyoroti tiga prioritas utama:

1. Penguatan Kawasan Konservasi Perairan (KKP)

Mendorong efektivitas pengelolaan dan penegakan hukum di KKP, serta memperluas cakupan wilayah laut yang dilindungi untuk mencapai target 30×30 — melindungi minimal 30% lautan secara global, termasuk perairan Wakatobi, pada tahun 2030.

2. Pengurangan Polusi Laut

Melalui kerja sama lintas sektor, perlu diterapkan program yang menekan kebocoran sampah dari daratan ke laut. Langkah ini mencakup sistem pengelolaan sampah terpadu dari hulu ke hilir, serta pembatasan penggunaan plastik sekali pakai yang sulit terurai.

3. Restorasi Ekosistem dan Ekonomi Biru yang Bertanggung Jawab

Mendukung restorasi ekosistem pesisir (seperti hutan bakau dan terumbu karang) berbasis masyarakat, sekaligus memastikan kegiatan ekonomi di laut — terutama sektor perikanan dan pariwisata — dijalankan dengan prinsip berkelanjutan yang tidak merusak habitat vital.

“Perlindungan laut adalah investasi jangka panjang untuk stabilitas pangan, ekonomi, dan iklim,” jelas Masfandi S.Ip. “Dengan bekerja bersama, kita dapat memastikan bahwa kekayaan maritim Indonesia, khususnya di Wakatobi Pulau Tomia, tetap lestari bagi generasi mendatang.”

Apresiasi untuk Masyarakat dan Mitra

FPLHKB juga memberikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada Masyarakat Tomia yang telah aktif berpartisipasi dalam program pelestarian karang dan biota laut yang digagas pemerintah.

Forum juga menyampaikan terima kasih kepada PT Wakatobi Resort (PMA) sebagai mitra dan penyokong dana yang berperan penting dalam mendukung keberhasilan kegiatan konservasi tersebut.

Tentang Forum Pemerhati Lingkungan Hidup Kepulauan Buton (FPLHKB)

FPLHKB merupakan organisasi masyarakat sipil yang berfokus pada pelestarian lingkungan pesisir dan laut di wilayah Kepulauan Buton, Sulawesi Tenggara. Forum ini aktif dalam advokasi, edukasi lingkungan, serta kolaborasi lintas sektor untuk mendorong pembangunan berkelanjutan dan pelestarian sumber daya alam laut. (*)

Berita Terakait

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisment -spot_img

Topik Populer

Komentar Terbaru