Intens.id, Baubau – Proyek konstruksi yang tengah berlangsung di area SMAN 1 Baubau mendapat sorotan tajam dari kalangan mahasiswa yang kritis terhadap penerapan standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Mahasiswa menyoroti minimnya kepatuhan terhadap standar K3 pada proyek ini, yang tidak hanya mengabaikan keselamatan pekerja tetapi juga menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan sekitar. Material konstruksi diangkut tanpa penutup terpal, sehingga debu bertebaran dan mengganggu kenyamanan publik dan sebagainya.
Andi menyatakan keprihatinan atas sikap pengawas lapangan yang dianggap kurang peduli terhadap keselamatan publik, terutama mengingat proyek ini berada di lingkungan pendidikan. Mereka menegaskan bahwa pengawas lapangan harus bertanggung jawab untuk menjaga kesehatan dan kenyamanan publik terkhususnya warga yang beraktivitas disekolah. “Proyek di dekat fasilitas pendidikan seharusnya memenuhi standar keamanan tertinggi. Debu dan polusi seperti ini menciptakan lingkungan yang tidak sehat bagi siswa, dan kami menilai pengawas lapangan lalai dalam tanggung jawabnya,” ungkap Andi salah satu perwakilan SATKAR Ulama Indonesia Kota Baubau
Kritik keras juga ditujukan kepada instansi pemerintah dan pihak terkait yang bertanggung jawab dalam pengawasan proyek ini. Andi menilai pengawasan K3 di lapangan tidak berjalan optimal, yang memungkinkan terjadinya pelanggaran seperti ini. Naim dari SATKAR Ulama Indonesia Kota Baubau, mengungkapkan bahwa pihak pengawas seharusnya berperan lebih aktif dalam memantau kepatuhan K3 di setiap proyek konstruksi, terlebih di lokasi yang berdampak langsung pada institusi pendidikan. “Pengawasan yang lemah hanya akan memicu pelanggaran berulang. Perlu ada tindakan tegas bagi yang mengabaikan standar K3,” tegas Naim.