Bantaeng – Rumah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan (Sulsel), menggelar pelatihan Kualifikasi, Identifikasi, dan Akses Bahan Baku pada, Senin (30/9/2024). Kegiatan ini diikuti oleh 40 pelaku usaha lokal.P
elatihan bertujuan meningkatkan kemampuan pelaku usaha dalam menemukan bahan baku berkualitas. Rumah BUMN berkomitmen mendorong pertumbuhan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Bantaeng.
Kordinator Rumah BUMN Bantaeng, Fakhruddin Maula, menjelaskan bahwa pelatihan kali ini berfokus pada bahan baku, mencakup kualifikasi, identifikasi, hingga akses. Langkah ini penting agar pelaku usaha lebih teliti dan memahami posisi pasar produk para pemilik UMKM.
“Pelatihan saat ini berfokus pada bahan baku, mulai dari kualifikasi, identifikasi, hingga aksesnya, agar usaha lebih teliti dan jelas posisi pasarnya,” ujar Fakhruddin. Ia memaparkan kue pastel, jika adonan luar tebal maka terasa lembut, sedangkan jika tipis akan lebih renyah, begitu pula dengan usaha lain yang harus diukur posisi pasarnya.
Hadir sebagai narasumber, Penyuluh Pertanian Ahli Madya Mirnayanti Aziz, dan Owner UKM Assiddiqah, Erniwati.
Sementara itu, Narasumber lain, Madya Mirnayanti Aziz, menekankan potensi besar bahan baku lokal yang dapat diolah menjadi produk unggulan. Menurutnya, banyak bahan baku di Bantaeng yang belum dimanfaatkan secara maksimal.
“Banyak sebenarnya potensi bahan baku yang bisa kita olah di beberapa kecamatan di Bantaeng kemudian dijadikan produk unggulan, jadi saya berharap inovasi yang didapatkan pada forum ini bisa diimplementasikan juga,” ujar Mirnayanti.
Berikut Bahan baku industri berbasis cluster Kecamatan di Kabupaten Bantaeng :
1. Kecamatan Bissappu :
-Pertanian : Padi, jagung, tomat, cabai, ayam kampung, ayam petelur, kambing, kuda, sapi, kapuk dan lontar.
– Non Pertanian : Rumput laut, ikan (laut/tambak), udang dan batu gunung.
2. Kecamatan Bantaeng :
• Pertanian : Padi, jagung, terong, itik, kambing, kuda dan sapi.
• Non Pertanian : Rumput laut dan ikan laut.
3. Kecamatan Sinoa :
• Pertanian : Padi, jagung, tomat, cabai, bawang merah, terong, mentimun, ayam kampung, ayam petelur, kambing, kuda, sapi, cengkeh, kakao, kopi dan kemiri.
• Non Petani : Kayu, air, dan batu gunung.
4. Kecamatan Uluere
• Pertanian : Kentang, bawang merah, wortel, kubis, sawi putih, alpokat, padi, jagung, cabai, tomat, kopi, cengkeh, sapi dan kuda.
• Non Pertanian : Getah pinus dan kayu.
5. Kecamatan Eremerasa
• Pertanian : Padi, jagung, cabai, terong, durian, rambutan, sapi, kuda, kambing, kakao, kopi, ayam kampung dan itik.
• Non Pertanian : Air dan kayu.
6. Kecamatan Pa’jukukang
• Pertanian : Padi, jagung, kacang hijau, cabai, terong, ayam kampung, kambing, kuda dan sapi.
• Non Pertanian : Ikan laut, kerang, rumput laut dan batu merah.
7. Kecamatan Tompobulu
• Pertanian : Cangkeh, kakao, kambing, kopi, nenas dan burung puyuh.
• Non Pertanian : Air dan kayu.
8. Kecamatan Gantarangkeke
• Pertanian : Padi, jagung, pisang, nenas, jahe, cabai, terong, cengkeh, kakao, sapi, kambing dan kuda.
• Non Pertanian : Kayu