Mahasiswa KKN-T Unhas Turut Berpartisipasi dalam Pengembangan Pertanian di Desa Turatea

Intens.id, Jeneponto – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN-T) Gelombang 113 Universitas Hasanuddin (Unhas) turu berpartisipasi kontribusi nyata pada sektor pertanian di Desa Turatea Timur, Kabupaten Jeneponto. Selasa 7 Januari 2025.

Dalam program ini, para mahasiswa tidak hanya belajar teori tetapi juga terlibat langsung dalam proses penanaman padi bersama petani setempat, menunjukkan dedikasi mereka untuk mendukung ketahanan pangan lokal.

Menyelami Proses Panjang Produksi Padi
Kegiatan dimulai dari membajak sawah hingga proses penanaman padi di lahan yang luas milik warga desa. Ikram, Koordinator Desa KKN-T Turatea Timur sekaligus mahasiswa jurusan Sistem Informatika, mengaku terkesan dengan pengalaman ini.
“Ternyata menjadi petani tidak semudah yang terlihat. Dari menanam hingga panen, ada proses panjang dan kerja keras yang jarang kita sadari,” tuturnya.

Ikram menjelaskan, proses produksi padi melibatkan banyak tahapan, mulai dari penyemaian benih selama 21 hari, pencabutan bibit, penanaman kembali di sawah, hingga menunggu 3 bulan sebelum akhirnya dipanen menjadi gabah. Setelah itu, gabah harus melalui proses pengeringan dan penggilingan untuk menjadi beras yang siap dikonsumsi.

Asti, mahasiswa jurusan Agroteknologi, menambahkan pentingnya perawatan intensif selama masa tanam, termasuk pemupukan dan pengendalian hama.

“Semua ini membutuhkan kesabaran dan pengetahuan yang mendalam dari para petani,” ujarnya.

Nurhikmah Safitri, dari jurusan Agribisnis Pertanian, menyoroti tantangan lain yang dihadapi petani, yaitu keputusan strategis antara menjual gabah mentah atau mengolahnya menjadi beras.

“Proses ini memengaruhi pendapatan petani dan membutuhkan waktu serta tenaga ekstra,” jelasnya.

Pendekatan Simpatik Melalui Interaksi Langsung
Ilham Syarif, S.Pt., M.Si., dosen pembimbing kegiatan (DPK) dari Fakultas Peternakan Unhas, menjelaskan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk membangun simpati dan empati mahasiswa terhadap kehidupan masyarakat desa.

Sebelum terjun ke lapangan, mahasiswa telah mendapatkan pembekalan khusus untuk mengenali potensi, permasalahan, dan kebutuhan desa yang mereka datangi.

“Keterlibatan mahasiswa dalam kegiatan menanam padi bukan hanya soal belajar teknis, tetapi juga sebagai metode pendekatan sosial. Mahasiswa harus belajar memahami perjuangan petani dari dekat,” ujar Ilham.

Ia juga mengutip pesan inspiratif dari mantan Rektor Unhas, Prof. Dr. Basri Hasanuddin, M.A.: “Pergilah ke desa dan belajarlah dari mereka. Banyak kearifan lokal yang tidak ditemukan di kampus,” tambahnya menturkan pesan.

Kolaborasi Mahasiswa dari Berbagai Jurusan
Menariknya, kegiatan ini melibatkan mahasiswa dari berbagai jurusan non-pertanian seperti Alyah Ramadhani (FEB), Jhonson Liu (FMIPA), Mesy (Teknik Pertambangan), Arjuna (Teknik Elektro), dan Nurhayati (Kehutanan). Mereka mengungkapkan rasa bangga dapat berkontribusi meskipun bukan berasal dari latar belakang pertanian.

“Kami bukan mahasiswa pertanian, tetapi kami semua makan nasi. Jadi, sudah seharusnya kami mengetahui bagaimana proses penanamannya,” ujar Alyah dengan semangat.

Menghidupkan Nilai Gotong Royong
Melalui program KKN-T ini, mahasiswa Universitas Hasanuddin turut menghidupkan nilai gotong royong bersama masyarakat Desa Turatea Timur.
Selain membantu petani, mereka juga belajar menghargai proses panjang di balik makanan yang sehari-hari mereka konsumsi.

Kegiatan ini tidak hanya memberikan pengalaman berharga bagi mahasiswa, tetapi juga memperkuat hubungan antara dunia pendidikan tinggi dengan masyarakat pedesaan.

Dengan semangat belajar dan berbagi, mahasiswa KKN-T Unhas Gelombang 113 berhasil membawa pesan bahwa kemajuan bangsa dimulai dari memahami dan mendukung akar kehidupan, salah satunya melalui sektor pertanian.

Berita Terkait

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisment -spot_img

Topik Populer

KOMENTAR TERBARU