Intens.id, Mesir – Perang di Gaza yang terus berlanjut telah membawa dampak yang sangat merugikan bagi warga pengungsi. Berdasarkan keterangan tertulis Kepala Biro Humas dan Kerjasama Internasional Markas Pusat PMI, Andreane Tampubolon, melaporkan Kondisi yang semakin memburuk ini membuat akses terhadap kebutuhan dasar seperti pangan, air bersih, dan layanan kesehatan menjadi semakin sulit. Situasi ini diperparah dengan penutupan pintu-pintu masuk akses bantuan kemanusiaan yang saat ini dikuasai penuh oleh Tentara Israel.
Warga pengungsi di Gaza menghadapi krisis pangan yang semakin parah. Kekurangan pasokan makanan yang memadai mengancam kesehatan dan kesejahteraan mereka. Air bersih juga menjadi barang yang langka, meningkatkan risiko penyakit yang disebabkan oleh air yang tidak higienis. Layanan kesehatan yang terbatas menambah penderitaan warga yang membutuhkan perawatan medis mendesak.
Menanggapi krisis ini, Badan Pangan Dunia Perserikatan Bangsa-Bangsa (WFP) menekankan pentingnya pembukaan akses pintu masuk bantuan internasional yang aman dan berkelanjutan. Khususnya, penyeberangan Rafah dan Kerem Shalom perlu dibuka untuk memastikan bantuan kemanusiaan dapat mencapai mereka yang paling membutuhkan. WFP menekankan bahwa akses yang aman dan berkelanjutan ini sangat penting untuk mengatasi krisis pangan dan memenuhi kebutuhan dasar warga pengungsi. Ini termasuk memastikan bahwa makanan bergizi dan terdiversifikasi dapat menjangkau mereka yang paling rentan.
Meskipun situasi semakin sulit dan mengkhawatirkan, Palang Merah Indonesia (PMI) yang didukung oleh lembaga kemanusiaan lokal di Gaza, berkomitmen untuk terus menyalurkan bantuan. PMI memastikan bahwa proses pendistribusian bantuan pangan terus dilakukan di kamp-kamp pengungsian. Selain itu, PMI juga membuka layanan dapur umum bagi para pengungsi untuk memastikan mereka mendapatkan makanan yang diperlukan.
Dengan krisis yang terus memburuk, upaya kolaboratif dan dukungan internasional sangat diperlukan untuk membantu warga pengungsi di Gaza. Pembukaan akses bantuan kemanusiaan yang aman dan berkelanjutan menjadi kunci dalam menangani situasi darurat ini dan memberikan harapan bagi mereka yang terdampak.
“Penutupan jalur masuk bantuan di pintu Rafah saat ini menjadi kendala utama masuknya bantuan bahan pangan, termasuk bantuan dari PMI yang saat ini masih menunggu jadwal masuk. Warga pengungsi perlu makanan dan minuman untuk menyambung hidup. Ini yang tidak bisa ditunda. Karena itulah PMI saat ini terus melanjutkan layanan dapur Umum di beberapa titik kamp penampungan darurat”, kata Sekretaris Jenderal Palang Merah Indonesia, Dr. Abdurrahman Muhammad Fachir, dalam keterangan tertulis yang diterima tim redaksi Intens.id.
Layanan Dapur Umum PMI dilakukan bersama lembaga kemanusiaan lokal dan tentunya berkat dukungan dan sumbangan donasi dari donor dan masyarakat Indonesia.
“Palang Merah Indonesia (PMI) menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang tinggi kepada para donor sehingga layanan ini dapat terlaksana, ” Kata Fachir.
Layanan dapur umum ini dilakukan untuk merespon krisis pangan berkepanjangan. Sejumlah kendala dihadapi karena ketersediaan bahan dasar pangan juga semakin sulit di ketemukan di wilayah Gaza. Termasuk bahan bakar untuk proses memasak makanan juga semakin sulit didapat. Untuk bertahan hidup, warga pengungsi tentu perlu makanan dan juga minuman. Krisis pangan yang sudah mulai terjadi di beberapa bulan yang lalu dan terus berlanjut sampai dengan saat ini.
“Layanan dapur umum ini awalnya dilaksanakan di Kamp Pengungsian Rafah, namun karena situasi keamanan tidak memungkinkan, dapur umum dipindahkan ke Kamp Penampungan di Deir Balah. Layanan dapur umum ini melengkapi upaya PMI untuk mendorong bantuan pangan melalui proses pengadaan yang dilaksanakan oleh Egyptian Red Crescent,” jelas Arifin Muh. Hadi, Tim PMI yang saat ini masih berada di Mesir.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya bahwa pertengahan bulan Februari yang lalu PMI telah menyalurkan bahan pangan sebesar 32,5 ton. Pengiriman barang bantuan bahan pangan ini langsung didorong ke Pusat Dapur Umum di Rafah yang dikelola oleh Egypt Red Crescent. Saat ini, PMI bersama sama dengan Egyptian RC juga sedang mempersiapkan pengiriman bahan pangan berupa beras, gandum, tepung, gula dan garam ke Gaza melalui Jalur Rafah. Pengiriman paket bahan makanan ke Gaza ini melengkapi paket paket bantuan PMI lainnya seperti Minuman, Selimut, pakaian, hygiene kits, obat obatan, dan peralatan kesehatan.